Panjangnya garis perbatasan darat antara Indonesia dan Timor Leste dengan kondisi topografi yang bervariasi seperti hutan belantara, bukit, pegunungan dan lembah serta lautan tentunya sangat menyulitkan bagi Pejabat Karantina untuk melakukan pengawasan lalulintas ataupun penyelundupan komoditas pertanian lainnya. 

Selain itu, wilayah kerja yang terdiri dari banyaknya pulau juga memiliki ancaman tersendiri terhadap potensi penyebaran Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).

Kupang - (31/8) Dalam rangka penguatan sinergitas dan kerjasama anatara Badan Karantina Pertanian dengan TNI-AD, Yulius Umbu Hunggar selaku Kepala Karantina Pertanian Kupang bersama Subkoordinator Wasdak berkunjung ke Mako Brigade Infanteri 21/Komodo Batalyon Infanteri  743/PSY.

Batalyon Infanteri 743/PSY merupakan satuan tugas yang nantinya akan beroperasi menjadi Satgas Pamtas (Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan) di Perbatasan RI-RDTL pada pergantian penugasan sekitar bulan November 2021 kedepan.

"Kami sangat menyambut baik dan berterima kasih atas kunjungan koordinasi ini, semangat membangun sinergitas dengan Karantina Pertanian akan kami tindak lanjuti dalam berbagai program khususnya dalam pengawasan di wilayah perbatasan RI-RDTL nantinya", ungkap Letkol Inf. Andi Lulianto, Komamdan Batalyon.

Yulius Umbu Hunggar mengemukakan bahwa koordinasi ini merupakan gerak cepat untuk membangun sinergitas dengan TNI-AD. Sejauh ini hubungan kerjasama dengan Satgas Pamtas sudah berjalan sangat baik, namun berbagai upaya terobosan bentuk kerjasama akan terus kita galakan.

"Terbatasnya personil SDM Karantina Pertanian, maka diperlukan dukungan dari berbagai pihak terkait. Operasi Patuh Karantina bersama Satgas Pamtas di wilayah perbatasan akan terus kita tingkatkan" tambahnya.

#PatuhKarantina
#KarantinaPertanianKupang